Dr. Rubino, MA.
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Perputaran waktu yang kita jalani, tidak terasa hari ini kita sudah berada di bulan Sya’ban dan sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadan 1440 H. Terkait dengan kedatangan bulan Ramadan ini, sesuai dengan kadar keimanan seseorang, ada yang bergembira menyambut kedatangannya. Karena dia tahu tentang hikmah dan keutamaan-keutamaan yang ada di dalam bulan suci Ramadan ini. Tetapi tidak sedikit juga yang merasa terganggu dengan hadirnya bulan suci Ramadan, karena merasa aktifitasnya akan terhalangi dengan adanya bulan Ramadan tersebut.
Sebagai seorang mukmin, kita membutuhkan persiapan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan ini, terutama adalah persiapan rohani. Setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan agar Ramadan ini benar-benar menjadi Ramadan yang bermakna. Yang pertama, upaya peningkatan keimanan kepada Allah Swt. Iman merupakan landasan, yang menjadi tolak ukur kita melakukan suatu perbuatan atau amalan.
Orang akan tunduk melakukan sebuah perintah karena ia meyakini bahwa perintah itu adalah benar, bermanfaat baginya dan yang menyampaikan perintah itu juga benar-benar diakui sebagai pemilik kekuasaan. Maka orang yang menerima perintah tersebut akan menjawabnya dengan sami’na wa atho’na, kami dengar dan kami taat terhadap perintah itu. itulah ciri orang yang beriman. Berbeda dengan orang munafik, apabila mendapatkan sebuah perintah maka dia mengatakan sami’na wa ashoina, kami dengar dan tetapi kami tidak patuh terhadap perintah itu.
Yang kedua, tanamkan niat dalam diri kita bahwa ini adalah perintah yang diwajibkan kepada kita dan datangnya dari Allah Swt. Sehingga kita melakukan perbuatan itu benar-benar dilandasi karena Allah Swt. Ini menjadi sesuatu yang juga sangat penting. Yang ketiga adalah persiapan ilmu. Karena ini merupakan ibadah tahunan, maka bisa jadi banyak hal yang kita lupakan dalam pelaksanaan puasa ini. Untuk itu persiapan ilmu menjadi penting sebagai penguat kita dalam melaksanakan ibadah puasa. Kita perlu mengulang-ulang kembali mempelajari tentang puasa itu sendiri.
Yang keempat adalah bagaimana kesiapan kita menerima bulan Ramadan itu dan kita bisa mengisinya secara baik. Menerima dengan kelapangan hati, bukan merasa terbebani. Yang kelima adalah kita harus melakukan penyucian diri atau tadzkiyatun nafs. Dengan cara memperbanyak amalan-amalan dan juga memohon ampun kepada Allah Swt. Penyucian diri ini bukan dengan cara mandi berlimau seperti yang banyak orang lakukan, karena itu melanggar secara sunnah dan tidak ada diajarkan. Juga bukan dengan berziarah kubur yang hanya difokuskan saat datangnya bulan suci Ramadan. Karena Rasulullah Saw. menyuruh kita untuk senantiasa berziarah dan mengingat kematian. Bukan hanya dikhususkan pada saat datangnya bulan Ramadan. Banyak lagi perilaku-perilaku manusia dalam menyambut bulan Ramadan ini yang sesungguhnya tidak ada diperintahkan apalagi dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Oleh karena itu, jangan sampai juga karena kegembiraan kita menyambut bulan suci Ramadan ini kemudian menyebabkan kita melakukan aktifitas-aktifitas yang tidak ada dasarnya, yang tidak ada diajarkan atau diperintahkan dalam Islam. Mari kita songsong datangnya bulan suci Ramadan ini dengan persiapan jasmani dan terutama rohani yang benar. Mudah-mudahan menjadi renungan kita bersama.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.