Dr. Zainun, MA.
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Apabila kita teliti Al-Qur’an pada setiap penghujung ayat pada surat Al-Baqarah, dimulai dari ayat 183 sampai 187. Di dalamnya memberikan satu arah dan motivasi kepada kita sebagai makhluk Allah yang melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Salah satu di antaranya adalah pada ayat 185, ujung ayat itu menyatakan, “Dan sempurnakanlah bilangan puasa kamu, dan agungkanlah Allah yang telah memberikan petunjuk kepada kamu, dan jadilah kamu orang-orang yang bersyukur.”
Salah satu madrasah dari ibadah Ramadan itu adalah menciptakan insan-insan yang pandai bersyukur. Dari segi makna, syukur itu adalah menampakkan nikmat, dan lawannya adalah kufur atau menyembunyikan nikmat. Oleh karenanya orang-orang kafir disebut dengan orang-orang yang menyembunyikan kebenaran. “Dan Tuhanmu telah mempermaklumkan kepada kamu, apabila kamu mensyukuri nikmatNya, Allah akan tambahkan. Dan apabila kamu kufur, ingat azab Allah sangat pedih.”
Allah telah banyak memberikan anugerah kepada kita, kepada hambaNya ini berbagai limpahan nikmat karunia serta rezeki yang banyak. Surat Al-Anfaal ayat 26, “Tuhanmu telah memberikan rezeki kepadamu yang baik-baik, agar kamu menjadi orang-orang yang bersyukur.” Salah satu makna syukur yang kita pahami adalah apa yang kita peroleh, yang Allah berikan kepada kita, maka itu juga harus menjadi bagian yang kita distribusikan, kita bagi-bagikan kepada yang lain.
Bulan Ramadan itu disebut salah satu di antaranya adalah bulan tolong menolong dan bulan yang meringankan sesama kepahitan manusia. Dari segi spirit Ramadan itu kita pahami bahwa puasa adalah merupakan imsak, menahan tidak makan, tidak minum, dan tidak melakukan hubungan suami istri pada siang hari. Tidak makan dan tidak minum ini menumbuhkan satu kepribadian kepada kita akan adanya kepedulian bahwa ternyata lapar dan haus itu adalah sesuatu yang tidak enak dalam hidup kita. Bagaimana pula dengan saudara-saudara kita yang di bawah garis kemiskinan, yang melarat, yang kadang-kadang dia tidak mengetahui apa yang ia akan makan hari ini dan bagaimana esok harinya.
Spirit Ramadan dalam hal ini menunjukkan kepada kita agar kita memiliki kepedulian sosial. Ada rasa solidaritas kemanusiaan, bahwa sesungguhnya kita harus dapat merasakan penderitaan orang lain, terutama dalam bentuk amaliyah kita, melakukan kerja nyata. Allah nyatakan, “Bertolong-tolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa, dan janganlah kamu bertolong-tolongan dalam suatu kedurhakaan.”
Kalau kita baca beberapa keterangan-keterangan dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi, dan beberapa penjelasan-penjelasan ulama Islam, ditegaskan bahwa bulan Ramadan itu adalah bulan dimana kita harus banyak menggelorakan infaq dan sedekah kita. Bahkan kalau kita perhatikan beberapa keterangan-keterangan dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah, disebutkan pada bulan Ramadan itu Allah memberikan kelipatgandaan pahala amaliyah hamba-hambaNya yang melakukannya pada bulan Ramadan itu.
Oleh karenanya pada bulan Ramadan itu banyak kita perhatikan orang-orang kaya mengeluarkan zakat harta mereka, memberikan sedekah. Karena diyakini bahwa bulan Ramadan itu adalah bulan yang agung, yang banyak memberikan kebaikan-kebaikan, salah satu di antaranya adalah Allah melipatgandakan ganjaran pahala bagi orang-orang yang melaksanakannya. Kalau kita simak pula dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 133 sampai 135, ayat itu menyebutkan bahwa, “Bersegeralah kamu menuju ampunan Tuhanmu, dan surga Allah yang luasnya seluas langit dan bumi, itu diperuntukkan bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Kalau kita korelasikan surat Al-Baqarah ayat 183 bahwa tujuan akhir dari madrasah pendidikan Ramadan itu adalah menciptakan makhluk Allah, hamba-hamba Allah yang bertaqwa. Ciri orang yang bertaqwa itu yang pertama sekali disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 134 adalah orang-orang yang mau membelanjakan hartanya di jalan Allah. Baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit. Berinfaq atau mengeluarkan sebagian harta kita di jalan Allah merupakan ciri pertama orang-orang yang bertaqwa dalam ayat ini.
Kalau kita perhatikan sejarah agama kita, para sahabat-sahabat dahulu, mereka berlomba-lomba membelanjakan hartanya di jalan Allah. Dalam rangka menegakkan nilai-nilai agama Islam, dalam rangka menegakkan dakwah, baik di Mekah, maupun di Madinah. Oleh karenanya dalam ayat ini, karena orang-orang yang bertaqwa itu adalah orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah. Maka dengan sendirinya dapat kita simpulkan bahwa puasa itu membentuk orang-orang yang memiliki kepribadian yang suka berinfaq. Mengeluarkan hartanya sebahagian di jalan Allah. Apalagi Ramadan mengajarkan kepada kita, banyak sekali kebaikan-kebaikan bagi orang-orang yang berinfaq itu.
Oleh karenanya, marilah dengan spirit Ramadan ini, yang masih tersisa beberapa hari lagi, kita sempurnakan dengan sebaik-baiknya. Lalu kita agungkan Allah atas petunjukNya kepada kita. Karena kita termasuk orang-orang yang sadar betul, untuk melaksanakan ibadah puasa itu yang kita tahu banyak kebaikan-kebaikan di dalamnya. Agar kita termasuk orang-orang yang bersyukur. Orang-orang yang bersyukur itu salah satu di antaranya adalah orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah. Mudah-mudahan ibadah puasa Ramadan yang kita laksanakan diterima oleh Allah dengan sebaik-baiknya. Dan kita termasuk orang-orang yang bertaqwa, orang-orang yang bersyukur, orang-orang yang senantiasa membelanjakan harta kita di jalan Allah.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.