Hasanuddin, MA. Ph.D.
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Perlu kita ketahui, kita melaksanakan shalat ini sudah bertahun-tahun. Kemudian yang kedua, kita sudah merasa diri kita sabar, tetapi adakah kedua hal ini menjadi penolong bagi diri kita? Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 45 menjelaskan yang artinya, “Jadikanlah sabar dan shalat itu sebagai penolong, dan sesungguhnya itu sesuatu yang berat dikerjakan, kecuali orang-orang yang khusyuk.” Mari kita lihat kisah Rasulullah Saw, dimana kesabarannya dan shalat yang beliau kerjakan bisa menolong, ini dibuktikan oleh Rasulullah Saw.
Kita tahu dalam sejarah Islam, pada tahun kedua hijrah itu terjadi perang Badar. Perang pertama antara pasukan Muslim melawan tentara-tentara kafir Quraisy yang datang dari Mekkah menuju Madinah. Kekuatan tidak seimbang, tentara kafir Quraisy dengan persenjataan lengkap lebih kurang seribu orang. Sementara kaum Muslimin termasuk Nabi sendiri ketika itu dengan persenjataan yang alakadarnya. Karena mereka baru dua tahun, tahun kedua hijrah ke Madinah, baru lebih kurang 318 orang, inilah semua laki-laki dewasa yang muslim ketika itu.
Nabi mendapat kabar, tentara musuh itu sudah sampai di suatu tempat yang bernama Badar. Tentu perang zaman dahulu itu tidak sama dengan perang zaman sekarang, perang zaman dahulu itu ditentukan tempatnya. Bertahan musuh di situ, dan mau tidak mau mereka sudah datang, tentara muslim dipimpin Nabi, yang ada di Madinah harus keluar kota Madinah. Menjelang itu, satu malaman Rasul berdo’a kepada Allah dan shalat dengan penuh kesabaran. Siang harinya Rasul beserta pasukannya berangkat ke tempat yang disebut Badar tadi.
Tetapi sehabis shalat, dengan penuh kepasrahan kepada Allah, Rasul berdo’a kepada Allah Swt, “Ya Allah Ya Tuhan kami, hari ini kami akan melangkah berperang menegakkan agamaMu. Ya Allah, kalau kami kalah dalam pertempuran ini, sampai hari kiamat tidak ada lagi orang yang menyembahmu.” Do’a itu diijabah oleh Allah Swt, terjadi pertempuran, tentara Rasul menang walaupun kondisinya sedikit, hanya sepertiga dari kekuatan musuh, persenjataan yang sangat sederhana, dan mereka berperang dalam keadaan puasa.
Al-Qur’an banyak mengisahkan tentang perang Badar ini, salah satunya ijabah Allah dari shalat yang dilakukan Rasul tadi, Allah menyebutkan mengutus tentara yang tidak terlihat oleh musuh. Al-Qur’an menyebutkan, “tentara yang tidak terlihat oleh musuh.” Membantu kaum muslimin ketika itu. Itulah yang disebut dengan tentara malaikat. Artinya Allah membantu para pasukan muslim dengan tentara-tentara malaikat sehingga menang gilang gemilang, dan kembali ke Madinah.
Yang kita ambil, intisari dari kisah perang Badar ini bahwa benar apa yang dikatakan Al-Qur’an, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat itu sebagai penolong kamu.” Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan penjelasan ayat ini bahwa jika kita punya masalah dalam hidup ini, masalah itu rasanya kemanapun tak bisa kita minta tolong. Jadikan Allah sebagai penolong kita melalui shalat, shalat apapun yang bisa kita lakukan, terutama shalat tahajjud di malam hari.
Karena satu-satunya shalat sunnat yang disebutkan di dalam Al-Qur’an hanya shalat tahajjud. “Dan di sebahagian malam shalat tahajjudlah kamu, sunnat bagi kamu, mudah-mudahan dengan kamu melaksanakan shalat tahajjud itu Tuhanmu menempatkan kamu di tempat yang terpuji.” Habis shalat tahajjud itu mintalah kepada Allah apapun pertolongan yang kita butuhkan dari Allah Swt. Kalau Nabi menjadi panutan kita, Nabi sudah melaksanakan bahwa shalat itu bisa menjadi penolong dari ancaman serius yang dihadapinya.
Maka apapun masalah yang kita hadapi di dalam hidup ini, rasanya tidak ada yang mungkin bisa membantu lagi, minta tolonglah kepada Allah melalui shalat dan berdo’a. Kapan kita paling dekat kepada Allah Swt? Rasulullah Saw bersabda, “Saat-saat kita yang paling dekat kepada Allah adalah saat kita sujud. Sujud itu ada di dalam shalat. Maka banyak-banyaklah kamu berdo’a kepada Allah ketika sujud itu.” Oleh sebab itu, ada juga sebuah hadits yang menyebutkan, “Apabila kamu ditimpa masalah, maka shalatlah kamu.”
Minta ampun kepada Allah. Karena bagaimanapun shalat itulah tiang agama. Oleh sebab itu, penutup dari ceramah singkat kita, selama ini shalat itu kita kerjakan hanya untuk rutinitas ibadah kepada Allah. Tapi ini perlu kita tingkatkan lagi dalam kehidupan ini, di sisa usia kita yang masih ada. Jadikan shalat itu sebagai ibadah dan penolong segala masalah yang kita hadapi. Mudah-mudahan ada manfaatnya.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.