Dr. M. Rozali, MA.
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Setan atau iblis ketika mengingkari Allah Swt untuk tunduk atau memberikan penghormatan kepada Adam, maka Allah Swt menjadikannya sebagai makhluk yang kufur dan Allah mengusir iblis untuk keluar dari surga. Akan tetapi setan berjanji kepada Allah Swt akan menyesatkan keturunan Adam sebanyak-banyak mungkin dan Allah memberikan kesempatan itu, Allah menyetujuinya akan tetapi kecuali orang-orang yang ikhlas. Orang-orang yang mukhlishiinalahuddiin, orang-orang yang ikhlas beribadah kepada Allah Swt.
Maka setan berjanji kepada Allah Swt akan menyesatkan manusia itu dengan berbagai macam cara, dengan berbagai macam fasilitas, dengan berbagai macam upaya dilakukan oleh setan. Setan akan datang dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri kita, sehingga kebanyakan manusia itu tidak bersyukur kepada Allah Swt. Ini sudah janji setan kepada Allah Swt, akan menjerumuskan manusia itu sebanyak-banyaknya kedalam api neraka.
Maka salah satu senjata yang digunakan oleh iblis atau setan untuk menjerumuskan manusia agar melakukan dosa adalah dengan memancing-mancing emosi. Adalah dengan memancing kemarahan, sehingga dengan kemarahan manusia akan lupa terhadap Allah Swt, akan lupa terhadap dirinya. Ketika manusia emosi, ketika manusia amarah, dia akan melakukan apa saja. Banyak orang yang kufur ketika dia marah, ketika dia emosi, bahkan banyak orang yang menghujat Allah Swt ketika dia emosi.
Dia merasakan bahwasanya Allah tidak berpihak kepada dirinya, Allah curang terhadap dirinya, Allah zalim terhadap dirinya. Karena setan sedang mempermainkan nafsu amarahnya. Bahkan betapa banyak manusia-manusia yang mau atau mampu menukar aqidahnya ketika setan mengalahkan akalnya. Ketika dia emosi, ketika dia marah, dia kufur terhadap Allah Swt bahkan sampai meninggalkan agama Islam atau murtad dari agama Islam yang kita cintai ini.
Oleh sebab itu kita sebagai orang yang bertaqwa, orang yang telah dijanjikan oleh Allah Swt surga yang hanya disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa, hendaklah kita senantiasa bermuhasabah diri. Jangan sampai setan mengendalikan kita, setan memancing nafsu amarah kita. Sebab salah satu kriteria orang yang bertaqwa itu adalah orang-orang yang senantiasa membelanjakan hartanya di jalan Allah. Baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan sempit. Baik dalam keadaan kaya maupun dalam keadaan miskin. Baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah. Ini yang pertama.
Yang kedua adalah orang yang mampu menahan amarah, mengendalikan amarahnya, dan memaafkan orang-orang yang bersalah kepadanya. Bukan hanya sekedar menahan amarah, akan tetapi memaafkan orang yang pernah melakukan kesalahan. Apalagi zaman sekarang ini kita sedang menghadapi tahun-tahun politik, dimana ada berita-berita yang tidak benar. Sahabat yang selama ini dipersatukan oleh suatu komunitas, akan tetapi dipisahkan, karena ada berita-berita yang miring. Terjadi perpecahan, saling fitnah, saling caci maki.
Kita sebagai seorang yang bertaqwa, maka kita berusaha menahan amarah kita dan mampu memaafkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh saudara kita. Maka patutlah kita dijadikan sebagai orang-orang yang bertaqwa, yang dijanjikan oleh Allah Swt surga yang telah dinanti-nantikan. Mengapa kita harus muhasabah diri? Karena muhasabah diri merupakan perintah dari Allah Swt, “Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu melakukan muhasabah diri terhadap hari akhirat.” Hendaklah kalian memperhitungkan diri kalian terhadap hari-hari yang akan datang, yaitu akhirat.
Bahkan Rasulullah Saw juga senantiasa bermuhasabah diri, dia memohon keampunan dari Allah Swt. Dan generasi-generasi terbaik dahulu juga senantiasa melakukan muhasabah diri. Maka mereka menjadi generasi yang terbaik. “Sebaik-baik abad adalah abad pada masaku.” Maka Umar bin Khattab mengatakan, menganjurkan kepada kita untuk bermuhasabah diri, “hisablah diri kalian, muhasabahlah diri kalian, introspeksilah diri kalian sebelum datang introspeksi dari Allah Swt. sebelum kalian dihisab oleh Allah Swt.”
Demikianlah, semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa melakukan muhasabah diri. Mampu menahan amarah dan mampu mengalahkan jerat-jerat atau jebakan-jebakan yang dipergunakan oleh setan agar kita senantiasa terjerumus dalam perbuatan dosa.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.