Dr. Zainun, MA.
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Sebagai hamba Allah kita dituntun dan diperintah agar senantiasa melakukan perbuatan-perbuatan baik dalam hidup ini. Dalam surat Al-Mulk ayat 2 Allah berfirman yang artinya, “Allah Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun”. Oleh karena itu, selagi Allah memberikan kepada kita usia kehidupan ini, marilah kita isi dengan perbuatan-perbuatan yang baik dalam kehidupan kita.
Firman Allah surat Al-Baqarah ayat 215 yang artinya, “… Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui”. Jadi, apapun yang kita laksanakan dalam kehidupan kita ini Allah pasti akan mengetahui. Lalu kalau kita perhatikan dalam surat Al-Baqarah ayat 197 yang artinya, “… Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya”. Bahkan ujung ayat itu Allah berfirman, “Berbekallah kamu, sebaik-baik bekal kamu adalah taqwa. Dan bertaqwalah kepadaKu wahai orang-orang yang berakal”. Jadi salah satu bekal dalam kaitan ayat itu adalah amal perbuatan yang baik.
Dalam Al-Qur’an surat Fushilat ayat 46 Allah berfirman mengenai amal perbuatan manusia, “Barangsiapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri”. Jadi, segala sesuatu yang kita kerjakan di muka bumi ini Allah catat melalui malaikatNya. Sehingga itu akan menjadi bagian yang dapat menolong kita di kemudian hari nanti. Bahkan dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7 Allah berfirman yang artinya, “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”.
Saya kutip kitab Riyadush-sholihin yang ditulis oleh Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi (Imam Nawawi). Dalam kitab ini ada beberapa kutipan yang akan saya sampaikan kepada kita semua berkenaan dengan jalan kebaikan itu. Di antaranya yang pertama, jalan kebaikan itu dalam hadits riwayat Muslim disebutkan adalah perbuatan yang menyingkirkan gangguan yang ada di jalan. Islam menjamin keamanan, salah satu di antaranya keamanan di jalan raya. Oleh karenanya salah satu kebaikan yang disebutkan dalam hadits Nabi adalah orang yang ketika melihat gangguan di jalan, yang dapat menghambat atau merusak lancarnya lalu lintas, maka orang yang melaksanakan itu memberikan jalan yang baik dalam hidupnya.
Yang kedua, jalan kebaikan itu dalam hadits riwayat Muslim adalah menyambut tamu atau saudara yang datang kepada kita dengan wajah yang berseri-seri. Dalam hal ini Nabi kita mengajarkan etika kita menerima tamu, kita sambut dengan penuh gembira, suka cita, dengan wajah yang berseri-seri. Ini adalah salah satu jalan kebaikan yang disebutkan oleh Nabi dalam sebuah hadits riwayat Muslim yang artinya, “Janganlah sekali-kali engkau mencemooh perbuatan baik, seberapapun kecilnya. Walau perbuatan baik itu hanya berupa penyambutan terhadap saudaramu dengan muka yang berseri-seri”.
Kemudian dalam satu riwayat dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, shahih. Rasulullah Saw menyatakan bahwa jalan kebaikan yang lain itu di antaranya adalah berbuat adil terhadap orang-orang yang berselisih. Kalau sekiranya kita kebetulan bertatap muka dengan dua orang yang berselisih paham, maka kita sebagai hakim, sebagai orang yang menengahi, kita harus dapat berbuat adil terhadap keduanya. Harus kita carikan jalan keluar kepada mereka, sehingga mereka dapat ishlah dengan baik. Orang-orang yang mendamaikan saudaranya yang berselisih itu adalah merupakan jalan kebaikan.
Kemudian jalan kebaikan itu dalam hadits ini disebutkan, membantu orang menaikkan atau mengangkatkan barangnya ke atas kendaraan. Ini adalah konsep ta’awun, tolong-menolong. Kalau sekiranya kita melihat saudara kita yang sedang kesusahan, yang banyak barang dagangannya misalnya, maka orang yang membantunya meringankan bebannya untuk mengangkatkan kepada kendaraannya. Dalam hadits ini disebut dengan jalan kebaikan yang dilakukannya. Jalan kebaikan yang lain dalam sebuah hadits Rasul disebutkan juga adalah kata-kata yang baik. Tentunya dalam keseharian kita, kita dapat berinteraksi dengan saudara-saudara kita yang lain. Agama kita, Rasul kita, mengajarkan kepada kita agar kita dapat bertutur kata dengan baik, kata-kata yang santun dan tidak mencederai hati dan dirinya.
Yang terakhir, jalan kebaikan menurut kitab Riyadush-sholihin di antaranya adalah setiap langkah kita menuju ke tempat sholat, itu adalah merupakan jalan kebaikan. Jadi, kita datang ke masjid yang mulia ini, datang dari tempat yang lain ke tempat ini, ini juga merupakan jalan kebaikan di sisi Allah. Orang-orang yang senantiasa menuju kepada satu tempat untuk menegakkan sholat adalah orang-orang yang melakukan kebaikan. Demikianlah, mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.