Fauji Wikanda, M.Pd.
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Diriwayatkan oleh Ja’far bin Muhammad, suatu ketika Ali bin Abi Thalib bertanya kepada istrinya Fatimah. “Wahai istriku, apakah hari ini ada makanan di rumah?”. Kemudian Fatimah menjawab, “Wahai suamiku, mohon maaf, tidak ada makanan. Tapi ini ada uang enam dirham yang baru saja diberikan oleh Salman Al-Farisi atas bayaran upah menggulung benang wol”. Kemudian Ali meminta uang tersebut dan pergi keluar rumahnya. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan seorang bapak tua. Bapak tersebut berkata, “Apakah ada orang yang ingin memberi pinjaman hutang kepada saya karena Allah Swt?”. Maka setelah mendengar perkataan tersebut Ali langsung memberikan uang enam dirham yang diberikan istrinya. Sebelumnya Fatimah berpesan agar uang tersebut dibelikan makanan, karena di rumah tidak ada makanan.
Singkat cerita, Ali pun pulang kerumahnya. Mengetahui bahwa Ali pulang dengan tidak membawa makanan namun uang yang diberikannya habis, Fatimah lalu pasrah dan meminta Ali menjumpai ayahnya, Rasulullah Muhammad Saw. Kemudian pergilah Ali untuk menjumpai Rasulullah. Di tengah perjalanan, Ali bertemu dengan seorang Badui yang memintanya untuk membeli unta milik orang Badui tersebut seharga seratus dirham. Dengan sedikit memaksa, ia meminta Ali untuk membayar untanya. Namun Ali mengatakan bahwa ia tidak memiliki uang. Orang Badui tersebut pun mengatakan bahwa “Tidak apa, ambil saja unta ini. Kalau sudah laku baru kita hitung-hitungan”. Kemudian unta tersebut dibawa oleh Ali. Dalam perjalanan, Ali berjumpa Badui yang kedua. Badui ini bertanya, “Wahai Ali, apakah kau menjual untamu itu”. Ali menjawab, “Ya, ini mau saya jual”. Ketika Badui kedua ini bertanya tentang harga unta tersebut, Ali mengatakan bahwa harganya 300 dirham. Tanpa berpikir panjang, Badui kedua langsung membayar unta tersebut sebesar 300 dirham.
Maka Ali tidak jadi datang kerumah Rasulullah, ia kemudian mencari-cari Badui pertama pemilik semula unta tadi. Setelah ia cari-cari, dan tidak kunjung menemukan orang tersebut, ia memutuskan untuk pulang kerumahnya. Ia bercerita kepada istrinya, maka Fatimah kembali menyarankan agar Ali menemui Rasulullah. Kemudian Ali kembali keluar rumah untuk menemui Rasulullah Saw. Ketika itu Rasulullah Saw sedang berada di masjid sambil senyum-senyum melihat Ali datang. Setelah mengucapkan salam Rasulullah menegur Ali, “Wahai Ali, engkaukah yang mengabarkan kepadaku ataukah aku yang berkabar kepadamu?”. Ternyata kisah ini sudah diketahui oleh Rasulullah Saw. Kemudian Ali menjawab, “Wahai Rasulullah, engkau saja yang mengabarkan”. Maka Rasulullah mengatakan, “Wahai Ali, ketahuilah bahwa sesungguhnya Badui yang kamu temui ketika menjual untanya seratus dirham, dan Badui yang membeli untamu 300 dirham itu adalah malaikat”.
Apa yang ingin kita ambil dari kisah ini? Ketika kemudian kita mau berbagi, peduli dengan saudara kita, kita keluarkan sebagian harta kita, maka Allah akan membalas juga. Cepat atau lambat Allah akan membalas semua kebaikan-kebaikan kita. Sebagaimana Allah membalas kebaikan Ali bin Abi Thalib tadi, Allah balas di hari itu juga. Maka kita tidak boleh ragu dengan janji-janji Allah bahwa Allah akan mengganti apa yang telah kita korbankan untuk Islam ini. Allah akan mengganti apa yang kita berikan kepada saudara-saudara kita. semoga Allah Swt memilih kita menjadi orang-orang yang suka berbagi dan bersedekah.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.