Dr. Rubino, MA.
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Berbicara mengenai ekonomi umat, hari ini menjadi persoalan yang sangat penting. Karena persoalan ekonomi merupakan salah satu yang menjadi indikator dari kesejahteraan umat. Islam sebagai sebuah agama tentu menginginkan kita sebagai umat yang terbaik yang dilahirkan di permukaan bumi ini. Yaitu umat yang berupaya bagaimana kemaslahatan, kebaikan dalam hidup yang ada di dunia ini tersebar. Karena Allah katakan di dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 110 yang artinya, “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh kepada kebaikan dan kamu mencegah dari kemungkaran, dan kamu beriman kepada Allah”. Karena kita adalah umat yang terbaik, maka tugas dan tanggung jawab kita sebagai umat yang terbaik itu adalah menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan juga beriman kepada Allah Swt.
Menyeru yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar adalah bagian dari sebuah upaya menciptakan kemaslahatan di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita. Tidak hanya persoalan aqidah, ibadah, dan akhlak, tetapi juga kebaikan-kebaikan yang akan ditebar di tengah-tengah kehidupan kita. Juga ada kaitannya dengan persoalan ekonomi umat ini. Oleh karena itu menggalang kekuatan ekonomi dan juga kemandirian umat adalah merupakan bagian yang cukup penting dan harus kita perhatikan dalam kehidupan kita. Yang menjadi persoalan kita hari ini apakah ekonomi umat Islam sudah kuat dan mandiri?
Ternyata beberapa ahli mengatakan bahwa ekonomi umat Islam hari ini belum kuat, belum mandiri. Parameternya yang pertama adalah angka kemiskinan masih tinggi. Parameter yang kedua adalah sumber daya alam yang ada di tengah-tengah kehidupan kita di Indonesia ini masih banyak dikuasai oleh orang-orang asing. Parameter yang ketiga adalah kebutuhan pangan dari rakyat kita masih besar bergantung pada pihak luar atau impor. Parameter yang keempat adalah lembaga-lembaga yang memproduksi kebutuhan itu hampir semuanya dikuasai oleh orang-orang non-muslim. Kemudian parameter yang kelima adalah aset-aset dari lembaga keuangan syariah ternyata masih kecil dan lebih banyak didominasi oleh aset-aset dari lembaga keuangan konvensional. Sehingga kita sangat miris sekali melihat hari ini banyak perbankan syariah yang berjalan di tempat. Yang berkembang hanya lembaga keuangan konvensional saja.
Maka apa upaya yang harus kita lakukan dalam menggalang kekuatan ekonomi umat kita hari ini. Yang pertama tidak lain dan tidak bukan, mari kita meningkatkan dan menguatkan aqidah kita. Orang yang memiliki dasar aqidah yang kuat, dia menyadari aturan-aturan yang diturunkan oleh Allah Swt sehingga apapun yang dilakukan oleh umat Islam hari ini ketika peningkatan aqidah tentunya ini menjadi dasar melakukan aktifitas dalam hidup ini. Sehingga apapun yang dilakukan oleh umat Islam hari ini harus didasarkan dengan aqidah, karena Allah Swt.
Yang kedua, yang harus kita lakukan dalam rangka menggalang kekuatan ekonomi umat adalah meningkatkan amal ibadah kita. Harapannya akan menggiring semua aktifitas yang kita lakukan dalam rangka beribadah kepada Allah Swt. Yang ketiga adalah membangun karakter Islami dalam kaitannya dengan persoalan muamalah. Salah satu muamalah yang kita lakukan adalah jual beli atau perdagangan. Maka karakter Islami yang harus diciptakan adalah menjadi orang yang amanah, jujur, adil, dan bertanggung jawab serta karakter-karakter baik lainnya.
Yang keempat adalah dengan membumikan ajaran Islam yaitu zakat, sedekah, dan infaq. Ini merupakan peluang besar. Manakala dikembangkan secara baik, ini merupakan upaya membangun kekuatan ekonomi. Ini dicontohkan ketika zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz, bahwa zakat menjadi sesuatu yang cukup luar biasa. Ketika itu semua orang sadar terhadap zakat, semua orang mau berzakat. Sehingga sangat sulit sekali mencari orang-orang yang mau menerima zakat. Karena persoalan zakat menjadi sesuatu kekuatan yang penting, maka pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq peperangan yang banyak dilakukan adalah melawan orang-orang yang tidak mau membayar zakat.
Yang kelima adalah bagaimana kita membangun sebuah etos kewirausahaan hari ini. Bahwa kita ingin berupaya bagaimana umat Islam mau menggalakkan tentang kewirausahaan. Ketika umat Islam mengadakan sebuah pusat perbelanjaan atau yang lain sebagainya. Maka kita perlu menggalakkan kepada umat Islam agar mereka berbelanja, membeli dagangan dari orang Islam juga. Walaupun terkadang terjadi sedikit perbedaan harga, tapi itu merupakan bagian dari bagaimana kita membangun kekuatan ekonomi umat Islam.
Inilah hal yang terpenting bagi kita, bagaimana sesungguhnya kita menggalang kekuatan ekonomi umat sehingga kita berharap perekonomian kita akan menjadi lebih baik karena ekonomi umat Islam akan memberikan keadilan dan kemakmuran di tengah-tengah kehidupan kita. semoga dapat menjadi bahan renungan kita bersama.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.